Selamat Datang Peserta didik Baru Tahun Ajaran 2015-2016

Senin, 24 Oktober 2011

Melatih anak berkorban


Di satu hari libur, bunda menjanjikan  kepada ketiga putranya untuk menonton  film anak anak di layar bioskop. Tentu  saja  ini sangat  istimewa bagi  anak-anakyang  jarang bisa berkumpul  dengan ayah bundanya, apalagi pergi menonton  yang belum tentu mereka  lakukan  walaupun hanya setahun sekali.
Namun  di saat  semua  sibuk bersiap-siap,  datang  kabar  bahwa rombongan  teman-teman  bunda dari luar kota hendak  datang bertamu.Tak ada kemungkinan  lain bagi bunda kecuali  harus menunda rencana  pergi menonton.  Bisa dibayangkan  betapa kecewanya anak-anak. Maka bunda pun mempersiapkan  skenario  untuk mengantisipasinya.
1.      Menanamkan  alasan pengorbanan
Terlebih dahulu,  bunda memastikan bahwa  anak-anak berada dalam situasi  santai yang menyenangkan,  ketika  akhirnya dengan suara  tenang  berbicara, 'Anak-anak  siapa  yang mau dapat pahala  berlipat....?" Setelah anak- anak mendengarkan  dengan penuh semanga!  bunda meneruskan,"Kita akan mendapat  rejeki  sekaligus pahala,  tetapi harus melewati tahap kesabaran.  Sebab,  kita akan kedatangan tamu,  yang  jika kita jamu  sebaik mungkin  akan diberi ganjaran surga.Tetapi  sepertinya terpaksa  kita harus menunda rencana  kita menonton..."
Sudah pasti dengan  segera protes  anak-anak  berhamburan, dan dengan tenang  bunda memberi pemahaman,"Dengar  dulu, menghormati  dan menghargai orang  lain seringkali menyusahkan dan merugikan  diri kita sendiri, tetapi  tetap  harus kita lakukan dengan  ikhlas,  karena  satu waktu kita pun membutuhkan pertolongan dan pengorbanan  orang  lain pula. Dan siapa  yang suka berkorban untuk orang  lain, pasti nantinya akan banyak  orang  yang mau berkorban untuk dirinya..."

2.      Bersabar menghadapi penolakan anak
Bukannya  tak mungkin, anak- anak memberikan  reaksi penolakan yang berlebihan  dan emosional. Tetapi,  jika ayahbunda meresponnya kembali dengan emosional pula, bahkan  akan semakin memperumit masalah.Yang  terbaik  adalah  saat ayahbunda berhasil  tetap  bersabar dan  tenang menghadapi  reaksi emosional anak, mau memahami bahwa persepsi  anak yang masih dangkal dan dikuasai  egosentrisme masih  sulit untuk melakukan pengorbanan  dan perlu waktu  untuk belajar melakukannya.

3.      Memotivasi  dengan memberikan eontoh  teladan
Karena pendidikan  terbaik adalah melalui  keteladanan,  maka bunda pun memberikan  contoh bagaimana belajar ikhlas  untuk  tidak jadi pergi menonton,  kemudian mau bersusah  payah  pergi  ke swalayan untuk membeli  kue-kue  yang layak
untuk dihidangkan, bahkan membeli buah strawberry segar untuk dibuat juice. Anak-anak  melihat dengan mata  kepalanya  sendiri, bagaimana bundanya bekerja  keras menyambut tamu dan mengenyampingkan keinginannya  sendiri.

4.      Memberikan alternatif kegembiraan  lain
Pahami beratnya perjuangan anak menahan keinginannya dan belajar  berkorban, karena di usianya  itu, mereka  masih harus melawan egosentrismenya.  Maka, ringankanlah  usahanya  tersebut dengan memberikan  alternatif kegembiraan sebagai  pengganti kegembiraan mereka  yang hilang.
Bunda pun memahami kesedihan  anak-anak  yang  gagal pergi menonton  bioskop bersama, dan sengaja membeli  strawberry dalam  jumlah banyak,  lantas bergembira  bersama  anak-anak membuat  juice  , hingga di sore harinya  mereka  pun berpesta  juice strawberry sambil bercanda.

5.      Mengajak menikmati  rasa kebahagiaan
Penting  sekali untuk mengajak anak merasakan  nikmatnya  perasaan setelah  berhasil  membahagiakan orang  lain.Tentu saja ayahbunda yang memberikan  contoh  terlebih dahulu dengan menunjukkan  rasa bahagianya.  Buatlah mereka  bangga dengan pengorbanan  yang  telah mereka  lakukan, walau  tak ada orang  yang memujinya,  yakinkan bahwa  Allah SWT pasti melihat dan mencatatnya dengan tinta emas.*


Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

Kolom Pembaca Menulis Artikel
Kami menerima artikel (teks + photo), kritik dan saran dari para Civitas MA PSM Loceret Atau Alumni yang sifatnya membangun. Kirim Disini

h Puasa Pada Bulan Ramadhan 14

Selamat Datang Peserta didik Baru Tahun Ajaran 2015-2016
 
© Copyright Madrasah Aliyah PSM Loceret - 2009-2014 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Published by Arwie Smart and Team IT
Selamat Datang di Website Resmi Madrasah Aliyah Plus Ketrampilan Pesantren Sabilil Muttaqien Dsn. Sugihwaras, Desa Ngepeh, Kec. Loceret Kab. Nganjuk, Madrasah Aliyah Berbasic Ketrampilan Plus, Kami menerima artikel (teks + photo), kritik dan saran dari para Civitas MA PSM Loceret Atau Alumni yang sifatnya membangun. Kirim Disini